Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pilih tukang harian atau tukang borongan, lihat rincian biayanya


Siger.id - Selepas pandemi nanti Anda berencana akan membangun rumah, atau lebih tepatnya merenovasi rumah, dari semula satu lantai menjadi dua lantai. Nah, menurut Anda pada saatnya nanti, lebih baik menggunakan jasa tukang harian atau tukang borongan?

Tentu saja, membangun rumah atau merenovasi rumah membutuhkan bantuan pihak lain, sebut saja salah satunya menggunakan jasa tukang bangunan sebagai pelaksananya, selain mungkin juga menggunakan jasa arsitek, jasa pengawas bangunan, maupun mandor bangunan.

Memilih antara menggunakan jasa tukang harian atau tukang borongan harus menjadi pertimbangan diawal. Sebabnya, salah menentukan bisa berakibat pada tertundanya rumah impian yang Anda cita-citakan, yang dapat diakibatkan dari kesalahan atau deviasi penghitungan RAB dengan pelaksanaan.

Misal, untuk menyusun RAB dan gambar bangunan Anda menggunakan bantuan pihak lain, semacam konsultan atau arsitek, namun pada pelaksanaannya Anda menggunakan jasa tukang bangunan langganan teman Anda, namun karena adanya kesalahan dalam membaca gambar maupun RAB, berakibat budget yang keluar melebihi yang telah ditetapkan dalam RAB.

Tukang Harian

Untuk mudahnya, tukang harian adalah tukang bangunan yang cara pembayarannya dihitung secara harian per orang per tugas, yang dihitung sejak mulai bekerja hingga selesai dan sempurnanya pekerjaan.

Katakanlah untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan seperti merenovasi fasade bangunan membutuhkan 2 orang tukang dan 1 orang asisten tukang atau kenek, bila misal upah hariannya Rp 150 ribu per tukang per hari, serta Rp 100 ribu per kenek per hari, maka budget yang mesti Anda siapkan yaitu sebesar Rp 400 ribu per hari, dan tinggal dihitung berapa lama pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

tukang-bangunan-borongan-cepro

Untuk perhitungan tukang harian tidak menyertakan biaya material, karena yang dibayar hanya upahnya saja, sehingga material menjadi tanggung jawab pemilik bangunan.

Maka untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan oleh tukang harian dapat berjalan optimal sesuai jadwal atau waktu yang Anda perkirakan, penyediaan material tepat waktu dan tepat jumlah akan mempresisi waktu pekerjaan.

Pekerjaan Perbaikan Minor

Sebagai ilustrasi saja, untuk pekerjaan perbaikan beberapa atap yang bocor, serta beberapa dinding yang retak di rumah Anda, dan Anda perkirakan pekerjaan itu bisa diselesaikan oleh satu orang tukang saja dalam waktu 4 hari, maka jika upah hariannya disepakati Rp 150 ribu, diakhir pekerjaan Anda mesti membayar Rp 600 ribu.

Itu bila normal sesuai yang Anda perkirakan, lalu bagaimana jika perkiraan Anda meleset?

Misal, karena alasan Anda dan istri sama-sama sibuk bekerja, sehingga tidak bisa meninggalkan pekerjaan meski hanya untuk mengecek sebentar saja pekerjaan yang dilakukan si tukang, membuat si tukang merasa tidak diawasi, dan malah membuatnya bersantai-santai alias mengulur-ulur waktu.

Pada akhirnya, pekerjaan yang semula Anda perkirakan dapat selesai dalam 4 hari, malah molor menjadi 7 hari, sehingga diakhir pekerjaan Anda mesti membayar Rp 1 juta lebih.

Pekerjaan Skala Besar

Ilustrasi diatas merupakan pekerjaan perbaikan minor atau skala kecil, namun didalamnya masih terdapat potensi pembengkakan anggaran, lalu bagaimana dengan pekerjaan skala besar, apakah juga akan ada pembengkakan anggaran? Bagaimana mengefisiensikan anggaran yang ada?

Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan yang berkorelasi terhadap pengelolaan keuangan, akan tetap ada potensi pembengkakan biaya atau pemborosan anggaran bila tanpa ada pengawasan dan pengendalian yang ketat.

Termasuk dalam urusan membangun atau merenovasi rumah. Katakanlah, bila Anda ingin merenovasi rumah dari satu lantai menjadi dua lantai, dan Anda sudah meminta bantuan pihak lain untuk membuatkan RAB dan gambar rencana.

Jumlah PersonilPenugasanUpahWaktuTotal Biaya
4TukangRp 150.000160 hariRp   96.000.000
4KenekRp 100.000160 hariRp   64.000.000

Dari RAB dan gambar rencana tersebut didapatkan item pekerjaan dilakukan oleh 8 orang dengan kompisisi 4 tukang dengan upah masing-masing Rp 150 ribu, dan 4 kenek dengan upah masing-masing Rp 100 ribu dengan waktu penyelesaian pekerjaan 160 hari kalender, sehingga total budget yang mesti Anda siapkan untuk membayar tukang harian di akhir pekerjaan sebesar Rp 160 juta.

Tukang Borongan

Tukang borongan adalah tukang yang cara pembayaran atas jasa yang diberikannya dilakukan secara sekaligus atau lump sum, tanpa menghitung lagi berapa jumlah tukang maupun personil yang terlibat didalamnya, termasuk berapa jumlah hari kerjanya.

Katakanlah untuk sebuah kontrak kerja renovasi rumah antara Anda sebagai pemilik bangunan dengan jasa kontraktor atau mandor bangunan dengan biaya borongan sebesar Rp 500 juta dan diselesaikan dalam waktu 120 hari kalender.

Itu artinya, Anda akan menerima bangunan sesuai gambar dan RAB yang direncanakan dengan tanpa menghitung lagi berapa jumlah tukang maupun kenek untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam satu satuan waktu yang telah disepakati.

Pekerjaan Borongan Dengan Material

Biaya lump sum tadi, banyak juga diterjemahkan sebagai biaya borongan per meter persegi bangunan, seperti banyak dijumpai iklan-iklan yang berseliweran, baik di medsos maupun di surat kabar, “Bangun rumah mulai dari Rp 3 juta per meter persegi dengan material standar SNI”, atau “Renovasi rumah Rp 4,5 juta per meter persegi dengan material kualitas tinggi”.

Nah, dengan gambaran tersebut diatas, maka hal itu diartikan sudah termasuk kebutuhan anggaran untuk biaya tukang dan material.

Namun, memilih menggunakan jasa tukang borongan include dengan material juga bukan persoalan sederhana.

Ada sebuah pengalaman, saat rekan merenovasi rumahnya yang berdiri diatas lahan 90 meter persegi dengan konstruksi dari satu lantai menjadi dua lantai, dan lalu dikenalkan oleh rekan lainnya pada salah satu kontraktor atau sebutlah mandor bangunan, hingga kemudian disepakati bersama mengenai biaya pembangunan hingga selesai, dan termasuk waktu penyelesaian pekerjaannya.

Namun ironisnya, setelah berjalan sekian waktu dan hingga waktu yang telah disepakati bersama berakhir, bangunan dua lantai itu masih belum selesai juga, dan bahkan si mandor bangunan mengaku kekurangan dana untuk menyelesaikan rumah Anda, entah karena apa sebab dan masalahnya.

Akhirnya, dengan terpaksa, sang rekan tadi menambah lagi biaya material, dan termasuk biaya tukang yang kemudian dihitung secara harian per tukang dan per kenek. Pikirnya, sudah kepalang tanggung, bangunan belum selesai pula dan tidak bisa ditinggali, dari pada tidak selesai sama sekali alias terbengkalai maka terpaksa dilanjutkan.

Itulah, betapa tidak sederhananya memilih kontraktor atau mandor bangunan, tetap ada resiko yang mengintai bila tidak cermat dalam memilih.

Saran, untuk menghindari hal demikian terjadi, dalam kontrak kerja mesti dijelaskan sejelas-jelasnya mengenai tanggung jawab bila salah satu wan prestasi.

Pekerjaan Borongan Tanpa Material

Sementara itu, untuk pekerjaan borongan, selain yang sudah include dengan material, ada juga pekerjaan borongan yang hanya menghitung upah tukangnya saja, diluar material yang menjadi tanggung jawab pemilik bangunan berdasarkan kesepakatan diawal.

Tentu saja, hal ini lebih cocok bila Anda termasuk orang yang memiliki banyak rekanan di bidang penyediaan material dalam jumlah besar, semisal agen pasir atau quary, atau relasi dibidang penyediaan semen, besi, kayu, dan termasuk cat.

Namun, bila dengan pertimbangan diatas material Anda yang menyiapkan, tetap ada pertimbangan lain yang harus Anda perhatikan dalam memilih pekerjaan borongan tanpa material, seperti apakah lokasi rumah yang Anda bangun atau Anda renovasi itu berada di jalan utama, atau justru berada di jalan lingkungan dengan lebar hanya 3 meter.

Hal ini terkait dengan aksesibilitas dalam mobilisasi material ke lokasi rumah Anda. Tentu saja ini menjadi bahan pertimbangan.

Jangan sampai karena Anda memiliki relasi dan bisa mendatangkan material dalam jumlah besar karena harganya yang lebih murah, namun Anda luput memperhatikan hal ini, semisal jalan menuju lokasi rumah Anda tadi yang hanya lebar 3 meter, dan berkelak-kelok, maka selain sempit, juga akan berpotensi menimbulkan kerusakan jalan akibat mobilisasi material.

Bila yang terjadi demikian, yang ada bukan efisiensi anggaran, malah muncul cost baru untuk melakukan perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi material tadi.

Baik Mana, Tukang Harian Atau Tukang Borongan?

Bila pertanyaannya, baik mana, tukang harian atau tukang borongan? Maka jawabannya, hal itu lebih kepada penggunaannya. Apakah pekerjaan yang akan dilakukan bersifat minor atau justru bersifat mayor.

tukang-bangunan-borongan-momentum-wealth

Artinya, bila Anda menggunakan jasa tukang harian untuk pekerjaan berskala besar seperti merenovasi rumah atau membangun rumah, tentu tidak akan menguntungkan. Apalagi bila tanpa adanya pengawasan, seperti adanya konsultan pengawas, atau jasa pengawas pekerjaan tukang.

Keuntungan dan Kekurangan Tukang Harian

Dibawah ini merupakan simpulan dari penerapan tukang harian, dan jenis pekerjaan yang cocok atau efisien bila dilakukan dengan sistem pembayaran tukang harian.

Keuntungan Tukang HarianKekurangan Tukang Harian
Hasil pekerjaan lebih rapih dan bagus, khususnya untuk pekerjaan yang detail.Harus meluangkan waktu lebih untuk mengawasi tukang saat bekerja, karena tukang berpotensi memperlambat pekerjaan.
Anda dapat memberikan arahan, koreksi terhadap pekerjaan secara langsung kepada tukang.Jika tukang lambat dalam bekerja, maka biaya tukang akan membengkak.
Cocok untuk pekerjaan bersifat minor: mengganti letak pintu, mengganti kusen pintu dan jendela, mengganti keramik lantai, mengecat rumah.

Karena merasa tidak dikejar oleh waktu, maka tukang harian cenderung akan memperlambat pekerjaannya, walaupun tidak semua tukang yang dibayar harian akan seperti itu, dan tentu saja hal ini kembali kepada orangnya.

Keuntungan dan Kekurangan Tukang Borongan

Dibawah ini merupakan simpulan dari penerapan tukang borongan, dan jenis pekerjaan yang cocok atau lebih efisien bila dilakukan dengan sistem pembayaran tukang borongan.

Keuntungan Tukang BoronganKekurangan Tukang Borongan
Lebih praktis dan tidak memakan waktu dan tenaga.Hasil pekerjaan kurang maksimal, karena memang yang dikejar adalah waktu penyelesaian.
Lebih cepat selesai, karena jumlahnya yang banyak.Tukang borongan tertarget untuk cepat selesai, sehingga pengerjaannya menjadi kurang rapih.
Cocok untuk pekerjaan bersifat mayor: Merenovasi total rumah, membangun rumah dari 0, dan pekerjaan-pekerjaan besar lainnya.

Dengan pertimbangan karena dibayar borongan, maka tukang borongan biasanya akan lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Asumsinya, jika pekerjaan disepakati selesai dalam waktu 160 hari kalender dengan kebutuhan tukang sesuai RAB yaitu 4 orang tukang dan 4 orang kenek, maka pihak kontraktor bangunan atau mandor bangunan, bisa saja menambah 4 orang lagi, yaitu 2 orang tukang dan 2 orang kenek, sehingga total menjadi 6 orang tukang, dan 6 orang kenek.

Dengan demikian, pihak kontraktor bangunan atau mandor bangunan berharapan pekerjaan dapat diselesaikan dalam 120 hari kalender, sehingga dapat menerima pekerjaan yang lain lagi.

Penutup

Nah, itulah perbedaan antara tukang bangunan harian dengan tukang bangunan borongan, termasuk apa keuntungan dan kekurangan masing-masing, serta jenis pekerjaan yang cocok dilakukan oleh masing-masing tukang tersebut.

Semoga artikel ini bisa menjadi gambaran bagi Anda yang akan melakukan renovasi dalam mewujudkan impian Anda memiliki rumah yang Anda idam-idamkan maupun untuk melakukan perbaikan minor di rumah Anda.

Posting Komentar untuk "Pilih tukang harian atau tukang borongan, lihat rincian biayanya"